Rabu, 10 September 2008

Tiga Sajak Centil




















Sajak-sajak Mashuri


Mata Tunggal Sang Pecinta

aku cintai senyap yang tumbuh sebagai sayap

kupu

warnanya ungu; beterbangan di tetaman kalbu

yang tak kunjung rindang

: kerna kesejukan telah berlalu

ke ujung pandang

ketika ulat terus menggeliat daun-daun,

kepompong pun ingkar janji ---dan sunyi

yang aku harap, tinggal gelap

bergelayut di akar-akar

pikiran, membelit langkah

‘tuk rayakan pesta warna

di mata tunggal

seorang pecinta yang gagal

Surabaya, 2008


Bebuah Lontar

kau berkisah bebuah lontar

aku teringat siwalan

lalu kita sama memanjat ingatan masing-masing

seperti seorang pembaca mengenal aksara asing

yang tertera di kertas usang

-juga dedaun yang dikeringkan

lalu kita berjemur di bawah terik

agar ada yang kekal dari kilat ingat kita

meski kita tahu antara lontar dan siwalan

sering saling berganti untuk melengkapi

tentang sebuah nama

Surabaya, 2008


Arak Nasib

aku angkat cawan kesekian di atas berpundi arak

ketika kita bersandar di meja

dan saling gelak: perihal nasib yang terus mengeja

arus renjana

kau bangkit lalu kau sorongkan mimpi bandit

ketika sang lanun, jiwa kita, harus berkendara ke langit

lalu mengutip sebuah kata

yang bisa membuat dunia terpeta, dalam ruang nyata

kita pun bersendawa: ‘kun’

arak pun tumpah di mata kita

dunia tampak tumpah ruah


Surabaya, 2008

2 komentar:

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

salam mas
saya sangat kagum dengan gaya menulis mas.. penuh liukan2 namun tidak keluar jalur..
mas kalo bisa berdiskusi ajari saya ya mas

mashuri mengatakan...

terima kasih, kawan. oke mari belajar bersama. jika pean punya karya, kirim saja ke email saja atau diposting ke komentar ini.