Rabu, 17 September 2008

Tiga Ikat Sajak












Sajak Mashuri

Lingkar

Di lingkar pinggulmu, masa lalu tersimpan dan jemu; Ia tak lebih sebentang padang yang simpan jejak matahari

Bertahun, juga gurun yang tak rikuh oleh peluk embun; Jika waktu dan jam berlesatan pada malam; mimpi tenggelam; Jahanammu bangkit serupa adonan timah, dituang ke ceruk nampan ---bekukan remang ke tiang gantungan

Kerna di pinggulmu, serdadu ‘lah tumpas; Batu-batu terhela ke tebing cadas

: tempat segala yang berumah menepis igauan-igauan musim

Tubuh waktumu pun melepas baju hangat kutukan; Lalu berlari menembus gelap, dengan tarian-tarian liar

Dzakar yang dibakar di tungku farji, dan selalu ditimpuk angin kini, yang bergoyang, bergoyang

Di sepanjang tanah tandusmu yang risau oleh pukau hujan…

Surabaya, 2008


Sajak Mashuri

Land of Id

gunung-gunung mengapung di mataku

kawah, renjana

biru, tak bertua

segalanya meruang ke retina

lalu lapuk bersama dunia

dunia atas-bawah, dunia tengah

kesementaraan 'lah terbanting ke denah

tak beranting ---keabadian menjadi risalah

menjadi

abadi, seperti lukisan-lukisan langit

yang terus bergerak, tak terakit

ke jejak

pada puncak yang semayup sampai ke mata

pada gerak yang teraup tak indera

pada jejak yang kabur

kukubur hasrat seperti kukubur kiblat

penantianku, sesaat

waktuku sesat

jam tak hadir di hari, ketika hari

lari, melampau abad-abad

: sunyi

khayalanku mengalir

bersama sungai

sungai yang berhulu takdir, tak berair

mimpiku pun sangsai

serupa pantai

pantai jauh, berdegup bersama riuh-hidup

menghidupi sepi

di ujung tak tergapai

warna pun menipu, seperti usia

ada yang merasuk kalbu, seperti rasa

sia-sia

Surabaya, 2007


Sajak Mashuri

Luka Batin

kau bercermin di luka batin, lalu kau tanting diri

perih

tapi kenapa kau undang aku, agar datang seiring perang

dalam rintih lambang

yang berserak, bergetih

Surabaya, 2007

Tidak ada komentar: